' Simple saja, nyinyir tuh cara orang malas, kritik
itu caranya orang cerdas" jawabku sambil tersenyum padanya.
"Kok bisa'?"tanyanya lagi penasaran. Padahal
ku harap jawabanku tadi sebagai jawaban
pamungkas agar dia tidak bertanya lagi.Biarlah
dia menterjamahkan sendiri apa yang kumaksudkan.Tapi, rupanya dia juga malas
untuk berfikir.
Sejak trend penggunaan media sosial seiring dengan
dinamika politik tanah air, nyinyir dan kritik sering menjadi dua istilah yang diperdebatkan.
Padahal nyinyir
dan kritik itu merupakan aktivitas
pergaulan kita sehari- hari. Misalnya, di rumah kita sendiri, omongan orang tua
dan anak-anaknya tidak lepas dua hal itu. Setiap omelan orang tuamu pasti berisi nyinyiran
dan kritik.
Makna 'Nyinyir' dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, berarti 'mengulang-ulang perintah atau permintaan'; nyenyeh;
cerewet'. Orang yang mengulang-ngulang perintah dan permintaanya itu biasanya kita
anggap orang yang cerewet. Selalu begitulah pemahaman kita selama ini.
Jika yang
dimaksud nyinyir adalah cerewet, maka dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerewet itu bermakna 'suka mencela (mengomel,
mengata-ngatai, dsb.)'.
Jadi yang dimaksudnya nyinyir adalah kalimat yang digunakan untuk mencela atau mengata-ngatai tanpa memperhatikan benar atau salah yang dikatakan. Lalu bedanya apa dengan kritik? kritik itu lebih berdasarkan data dan fakta yang ada, dan orang yang dituju untuk dikritik itu sangat jelas.
Misalnya ibumu lagi ngomel" Bagaimana mau pinter, klo malas belajar",
bedakan dengan" Budi, ibu lihat kamu gak pernah belajar, main game aja.
Coba belajar biar kamu pinter".
Kalimat pertama, faktanya tidak jelas, bisa saja anaknya merasa sudah belajar, pinter,
nilai sekolahnya tinggi semua. Trus, orang yang ditujupun tidak jelas, bisa aja
anaknya ada lima orang atau yang dimaksud anak tetangga. Jadi si-ibu mengeluarkan
nyinyiran itu, berharap orang yang dituju ngerasa lalu memperbaiki diri.
Bagaimana dengan kalimat kedua? fakta dan
peristiwanya ada dan jelas, si anak tidak pernah terlihat belajar, kerjaannya
main game. Yang dituju juga jelas, yakni si Budi.Plus ada solusi untuk si Budi.Inilah yang namanya kritik.
Komentar
Posting Komentar