Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Kaltara, Jangan Sampai Ganti Gubernur Ganti Sejarah

Dua hari lalu seorang teman mengajakku menjadi  tamu di  podcastnya. Ia ingin ngobrol-ngobrol santai tentang      "Sejarah Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara)". Katanya sih , iseng-iseng aja untuk  menambah ragam konten video di medsosnya. Dengan  halus  kutolak ajakan itu,  kukatakan aku  masih sibuk, kelak bila  ada waktu luang aku kabari segera: begitulah alasanku padanya. Padahal,   aku memang tidak berkenan  untuk datang.  Bukan karena aku sibuk, atau tidak menguasai materi itu, tapi topik  podcast yang ingin dibahasnya membuatku agak  "sensi'. Aku tidak ingin   ikut-ikutan menjadi orang yang ngotot ingin dikenang dalam  "lakon" sejarah pembentukan Provinsi Kaltara, apalagi " mempersoalkannya". Pun, aku tak ingin jadi bagian orang-orang yang masih "galau" dan "halu" oleh fantasia  atau romantika heroik masa lampau. Lagi pula, apa sih "urgensinya'  membicarakan sejarah pembentukan Kaltara hari ini ? Apa

Gila Kerja Sampai Gila, Hustle Culture To Burnout

Semua orang  harus kerja keras, meski orang kaya sekalipun. Kerja keras sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan gaya hidup kita. Namun, bukan berarti selamanya anda harus bekerja keras atau  hidup anda semata-mata hanya  bekerja. Anda perlu menata pergaulan sosial dan istirahat Anda agar hidup anda berkualitas dan bermanfaat tidak hanya untuk diri anda sendiri tapi juga untuk keluarga dan orang lain. Tapi, jika Anda seorang penggila  kerja  atau  workaholic , bisa jadi Anda terperangkap  gaya hidup   hustle culture . Orang dengan gaya hidup hustle culture merasa dirinya harus terus bekerja keras, merasa tidak perlu bersantai- santai dan buang buang buang waktu. Ia merasa dirinya lebih berharga, lebih rajin dan lebih bermafaat daribpada orang lain. Akibatnya, Huslte culture  tak baik untuk kesehatan baik fisik maupun mental. Tuntutan kebutuhan hidup yang ambisius membuat mereka mengesampingkan kesehatan diri sendiri. Apa Bahaya  Hustle Culture ? Jika terus dilakukan,  hu

NILAI BERITA

Nilai Berita Hai, pewarta warga merdeka! Kali ini, kita akan bicara tentang nilai berita atau new value. Apa sih yang dimaksud dengan nilai berita? Setiap hari di dunia ini ada milyaran peristiwa yang terjadi, tapi hanya peristiwa tertentu yang diliput dan diberitakan oleh media. Sebenarnya nilai berita itu tergantung dari sudut pandang si wartawan atau media, Apalgi anda sebagai pewarta warga punya kebebasan untuk menilai suatu peristiwa itu memiliki nilai berita. Tapi secara teori dan praktis jurnalis konvensional selama ini, ada beberapa elemen penting yang biasa digunakan untuk mempertimbangkan suatu peristiwa itu memiliki nilai berita, diantaranya sebagai berikut: Magnitude. Pengaruh suatu peristiwa bagi publik Significance. Penting atau menyangkut kepentingan orang banyak. Timeliness. Aktualitas, immediacy, ada unsur kebaruan. Proximity. Kedekatan peristiwa terhadap khalayak secara geografis, psikologis, dan ideologis. Prominence. Ketokohan atau keterkenalan yaitu melibatkan publ

UNSUR BERITA

Hai teman-teman pewarta warga merdeka. Setelah kamu memutuskan bahwa peristiwa itu memiliki nilai berita, selanjutnya kamu bisa membuat liputan atas peristiwa tersebut menjadi berita. Dalam membuat liputan berita ada beberapa elemen yang kamu harus wajib kamu perhatikan dan fahami, agar  berita yang kamu buat tidak sepotong-sepotong, kurang lengkap dan sulit difahami. Adapun unsur-unsur berita yang biasa digunakan adalah   5W1H, yakni: Who (siapa): siapa-siapa saja yang terlibat dalam kejadian/peristiwa; pelaku, korban, pemeran utama, peran pengganti, figuran, orang, lembaga, organisasi, pejabat tertentu, dan sebagainya. What (apa): peristiwa apa yang terjadi, kejadiannya apa, acara apa? When (kapan): kapan kejadiannya? Ini unsur waktu yang biasa ditulis dalam bentuk hari dan tanggal, misalnya, Senin (22/4/2020) Where (di mana): di mana kejadiannya? Ini tentang lokasi atau tempat acara. Misalnya, “di Depan Gedung Sate Jln Diponegoro  Kota Bandung . Why (kenapa) : kenapa peristi

Ditangkapkah Waloni Jika Tidak Ada Kasus Kece

Polisi menangkap  pendakwah  Yahya Waloni setelah sebelumnya menangkap Youtuber Muhammad Kece, keduanya sama-sama disangkakan  dalam kasus penistaan agama. Waloni, sebut aja singkatnya begitu, ditangkap Bareskrim Polri kemarin sore di Cibubur, 26 Agustus 2021, ia dinilai menista agama Kristen dalam ceramah yang menyebut kitab" Bible" itu palsu. Sedangkan Kece ditangkap dua hari sebelumnya di Bali, 24 Agustus 2021. Ia dianggap  menghina agama Islam karena dalam  unggahannya menyebut Nabi Muhammad dekat dengan  jin dan ajarannya tidak benar sehingga  harus ditinggalkan Salut! dan angkat jempol   kepada   kepolisian yang telah menangkap kedua terduga penista agama dan perusak tatanan    kerukunan beragama di Indonesia.  Meski demikian, tak  salah seandai  dalam benak ini  masih terganjal   oleh pertanyaan    terkait penangkapan itu. Misalnya,  kenapa  rentang waktu penangkapan Waloni  sangat berdekatan dengan penangkapan  Kece? Apakah Polisi sengaja  mencari momentum yang tepat

Antrean Itu Cermin Buruknya Disiplin Petugas

Sudah empat jam aku duduk di kursiku menunggu nama anakku dipanggil. Ternyata, datang dan mendaftar  lebih awal tidak menjamin dipanggil duluan. Urutan antrean peserta vaksinasi tergantung selera petugas. Yang baru tiba  bisa    langsung dilayani,   dan yang  mendaftar  belakangan bisa dipanggil lebih awal. Peristiwa  tidak elok ini  bukan yang pertama bagiku, pasalnya pada kegiatan vaksinasi dosis kesatu di awal bulan Juli lalu, aku juga mengalaminya. Esoknya, giliran membawa anakku pun merasakan  perlakuan yang  serupa.  Lanjut divaksinasi dosis kedua di awal Agustus lalu, aku dan kemudian bersama anakku pun mengalami hal yang sama.  Tidak ada yang bisa kulakukan, kecuali hanya menarik nafas dan berusaha memakluminya. Hari ini, kala membawa anak keduaku  untuk vaksininasi dosis pertamanya, pun lagak petugasnya masih seiras, malah kali ini lebih culas. Peserta vaksinasi yang sebelumnya dibatasi hanya seratus orang, hari ini  tumplek blek sampai enam ratus peserta. Alih-alih  protokol

Jurnalisme Warga, Preman Pun Tak Soal

Duhh!!! tak sengaja gerutu keluar dari mulutku ketika mendengar sejumlah orang  di dekatku menyebut-nyebut dirinya pengurus daerah salah satu organisasi  jurnalis warga. Keluhanku itu melanting  seiring dengan sinismeku  melihat perangai orang-orang,  yang menurutku  lebih pantas disebut  preman dari pada wartawan, ocehannya kasar  penuh ancaman,  topik  perbincangannya  tak jauh-jauh  dari perkara orang dan jumlah uang. Dalam pikiranku, lakon orang-orang itu bak episode "remake"  drama  wartawan "bodrex' yang pernah jadi tontonan,   orang-orang yang tak punya kompetensi jurnalistik  dan hanya bermodalkan identitas   kartu pers  abal-abal, kemudian  memaksa  orang untuk diwawancarai dan  dimintai uang. Hari ini ketika orang-orang itu belum juga  mencapai standar kompetensi, tak cukup syarat menjadi anggota  pers dan tak memiliki media terverifikasi Dewan Pers, maka   "Jurnalisme Warga" pun jadi permainan. Muncul forum atau  organisasi dengan label jurn

Sok Tau

Orang Orang Sok Tau Gini, Bro. Kalian pasti pernah punya teman yang sotoy  alias sok tau. Jumlahnya  tidak banyak.Paling satu atau dua orang.Tapi cukup bikin jengkel  orang se-kampung. Hobbynya tuh nambah-nambah  atau ngarang ngarang cerita, kadang  ngaku- ngaku ceria orang adalah ceritanya dia. Bukan pembaca berita, bukan penceramah, bukan penulis, bukan wartawan,  bukan pula guru, tapi seolah dia tau segalanya Banyak kita yang sering ketipu, tidak hanya sekali tapi berkali-kali. Meski tau ceritanya sering ditambah-tambah, tetap aja kita sulit tak percaya. ya.  Dia nggak perduli apakah orang percaya apa yang diceritakannya. Baginya, yang penting orang tau apa yang dia tau. Ceritanya lantang melintang,  Seolah peta dunia ada di depannya, semua film ditontonnya, seluruh berita dibacanya, semua pejabatpub dikenalnya Bagi orang2 yang tinggal lama di Tanjung Selor, tahun 90-an hingga awal 2000-an pasti kenal dengan almarhumah Rusmini (mhn dikoreksi jika masih hidup), orang dengan gangguan

Media dan Wartawan Netral

MASIHKAH BERHARAP MEDIA DAN WARTAWAN NETRAL ? Dengan senang hati, saya akan  mengatakan" TIDAK". Penilaian ini saya simpulkan  setelah  melihat fenomena pemberitaan media online maupun media konvensional dalam menyikapi pilkada 2020. Ada media  yang secara terang terangan menunjukan sikap keberpihakan, terutama media online. Ini bisa kita lihat  melalui isi, porsi dan orientasi pemberitaannya. Berita2 Media model begini banyak sekali bertebaran di grup Facebook. Ada juga  media yang secara tertutup dan halus menyembunyikan keberpihakan dengan masker profesionalitas, ini banyak dilakukan oleh media konvensional atau mainstream. Loh! Jangan dikira media dan wartawan profesional itu  identik dengan netralitas. Sebagai penulis berita, mereka sadar atau tanpa sadar tidak lepas dengan sikap keberpihakan. Sikap netral yang mereka katakan belum tentu dalam praktiknya menunjukan netralitas sebenarnya. Dalam banyak soal, netralitas itupun sering kali dianggap sebuah keberpihakan.(Kita

Selamat Jalan Saudaraku

17 Juli 2021 Selamat  Jalan Saudaraku, Tenang Jiwamu Di Pangkuan Illahi.😭😭 Selamat Jalan Kakanda tercinta, Purnama Mauludin Hari ini, Tuhan Memanggilmu Ke Pangkuan-Nya Menjagamu agar kekal dan layak di sisi-Nya Teringat betapa berharganya dan hebatnya dirimu bagi kami Kau adalah kakak yang baik,kuat, berani,tegar dan banyak  jasa bagi kehidupan  kami adik-adikmu.. Sifatmu yang pendiam, selalu menjaga kata, ucapan dan .tindakan membuat kami nyaman dan aman di sampingmu Hari ini aku tdk sempat menemanimu ngobrol dan berbicara denganmu, karena Tuhan keburu memanggilmu Aku ingin menghiburmu dan menguatkanmu tapi panggilan Tuhan lebih kuat  untuk mengasihimu Ku ikhlas kan dirimu Biarlah tangisku dan doaku mengiringi kepergian mu di tahta ridho sang Khalik Selamat Jalan Kakakku Tersayang Purnama Mauluddin We Love you

Bulan Purnama Blue Moon Tanda Serangan Setan dan Manusia Jadi-Jadian

Mitos Fenomena purnama yang biasa disebut  blue moon  atau  Bulan biru  masih dipercaya oleh sebagian orang hingga saat itu, di dunia barat, kemunculan  blue moon  erat hubungannya dengan  hal-hal berbau mistis. Peristiwa alam itu dianggap istimewa oleh kebanyakan orang karena kemunculannya termasuk langka. Meskipun blue moon adalah peristiwa purnama biasa, tetapi sebagian orang-orang Eropa zaman dulu menganggap kemunculannya berkaitan dengan sosok manusia serigala jadi-jadian alias  werewolf. ilmuwan di berbagai belahan dunia pun banyak yang mencoba mengungkap mitos yang berkaitan dengan Bulan purnama itu untuk mematahkan   tahayul Seputar  Bulan purnama, seperti: 1. Serangan setan yang memicu kejang-kejang Orang-orang Eropa zaman dulu kerap menghubungkan kejang-kejang yang terjadi secara tiba-tiba saat Bulan purnama sebagai bentuk serangan setan. Namun penelitian di jurnal  Epilepsy & Behavior  di tahun 2004 menyatakan, kejang-kejang adalah tanda dari penyakit epilepsi. Lebih

Mural 404:Seniman Tak Sembunyi Badan

Seandainya, mural  404: Not Found  dengan coretan gambar mirip wajah Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu sebuah karya seni dan bentuk kritik kepada pemerintah, kenapa seniman yang membuatnya harus bersembunyi dan takut? Bukankah mural yang ia buat itu ekspesi kritik artistik yang mengagumkan dan menggemparkan jagat politik tanah air. Kenapa harus sembunyi? Ini pasti jadi momentum yang seksi tuk meransang siapapun bakal viral dan terkenal karena mural itu. Akun media sosialnya bakal banjir trafik kunjungan dan follower baru. Ia akan jadi selebgram dan influencer yang banyak cuan, tawaran endorse bakal berdatangan. Ingin rasanya aku akui karya mural itu. Akulah seniman pembuatnya. Tapi niat itu aku urungkan, bukan karena takut ditangkap polisi, tapi malu aja kelak dianggap pembuat berita bohong atau "ngeprank" pak polisi, kaya nenek Ratna tetanggaku. Kenapa harus sembunyi? Akui aja mural fenomenal itu karyamu. Tidak perlu takut ancaman penangkapan, tak perlu cemas prasangka ya

IBU KOTA BARU TETAP LANJUT

Bagaiman kelanjutan pembangunan ibu kota di tengah isu Jakarta bakal tenggelam dan kondisi pandemi saat ini? Apalagi Presiden Jokowi tidak sedikitpun menyinggung soal progres pembangunan ibu kota baru dalam pidatonya di  Sidang Tahunan MPR bersama DPR dan DPD, maupun Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN 2022 beserta Nota Keuangan pada Senin (16/8) lalu Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan bicara soal kelanjutan rencana ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur (Kaltim). Saat ini katanya masih dilakukan diskusi antar kementerian. "IKN pada dasarnya prosesnya saat ini masih terus dilakukan diskusi antar kementerian yang  lead  untuk penyiapan mengenai peraturan perundang-undangannya adalah Bappenas," kata Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Rionald Silaban dalam bincang bareng DJKN secara virtual, Jumat (20/8/2021). Meski begitu, Rionald memastikan progres pemindahan ibu kota baru tetap berjalan. Saat ini ada beberapa hal yan

Minta-Minta Sumbangan, Gubernur Sumatera Barat Disorot

Viral Gubernur Sumatera Barat, Mahyedi suruh masyarakat minta sumbangan untuk penerbitan buku. Surat bertanda tangan Gubernur Sumbar Mahyeldi ini berawal dari polisi menangkap lima orang karena membawa surat permintaan sumbangan penerbitan buku yang diteken Mahyeldi. Polisi mengatakan para peminta sumbangan itu mengaku telah memperoleh dana sekitar Rp 170 juta. "Kita amankan dan dibawa ke Mapolresta untuk diperiksa," kata Kasat Reskrim Polresta Padang Kompol Rico Fernanda kepada wartawan, Kamis (19/8/2021). Penangkapan kelima orang tersebut dilakukan pada Jumat (13/8) lalu. Mereka awalnya ditangkap dengan sangkaan melakukan penipuan. Dari hasil pemeriksaan, kelimanya mendatangi para pengusaha, kampus, dan pihak-pihak lain bermodalkan surat berlogo Gubernur Sumatera Barat dan bertanda tangan Mahyeldi. Surat itu bernomor 005/3984/V/Bappeda-2021 tertanggal 12 Mei 2021 tentang penerbitan profil dan potensi Provinsi Sumatera Barat. "Diharapkan kesediaan saudara untuk dap

Beda Nyiyir dan Kritik

"Jadi apa dong bedanya nyinyiran dan kritik?"tanya temanku, setelah menyeruput kopi panas di hadapannya. ' Simple saja, nyinyir tuh cara orang malas, kritik itu caranya orang cerdas" jawabku sambil tersenyum padanya. "Kok bisa'?"tanyanya lagi penasaran. Padahal ku harap   jawabanku tadi sebagai jawaban pamungkas   agar dia tidak bertanya lagi.Biarlah dia menterjamahkan sendiri apa yang kumaksudkan.Tapi, rupanya dia juga malas untuk berfikir. Sejak trend penggunaan media sosial seiring dengan dinamika politik tanah air, nyinyir dan kritik sering menjadi dua   istilah yang diperdebatkan. Padahal   nyinyir dan kritik itu merupakan   aktivitas pergaulan kita sehari- hari. Misalnya, di rumah kita sendiri, omongan orang tua dan anak-anaknya tidak lepas dua hal     itu. Setiap omelan orang tuamu pasti berisi nyinyiran dan kritik. Makna 'Nyinyir' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti 'mengulang-ulang perintah atau permintaan'; ny

Hantu Bulu Perindu 2

ceritanya masih Draf ya, belum diedit. Kulangkahkan kakiku menuju  ke arah hulu  kampung, melewati beberapa rumah yang nampak sepi." Sepertinya semua  warga kampung  telah tertidur". Aku terus berjalan di kegelapan  malam, kadang kakiku tanpa sengaja menendang beberapa kayu nisan.  Di bulu perindu, memang banyak ditemui  kuburan masyarakat yang berusia ratusan tahun.Lokasi makam itu banyak terdapat di kebun masyarakat dan  pekarangan  rumah warga. Itulah kenapa teman2ku tidak berani ikut. Bukan rahasia umum lagi bagi anak2 Tanjung Selor klo mendengar nama Bulu Perindu, pasti dibayangan  mereka adalah kampung yang  angker dan seram.  Setelah berjalan  menjauh dari perkampungan, aku mulai menapak masuk ke dalam  gelapnya hutan buah. Sengaja aku menyebutnya hutan buah, karena kondisi kebun buah ini, selain ditumbuhi semak belukar, juga  dipadati beragam pohon buah dan pohon  liar  yang batangnya cukup  besar, serta   jarak antar pohonnya yang cukup rapat, layaknya sebuah hutan.

Hantu Bulu Perindu 1

ANAK KODIM PUNYA CERITA  Januari 1988, kala   musim    buah  di Tanjung Selor telah melewati masa puncaknya. Ketika  itu usiaku   13 tahun, masih  duduk di kelas 1 SMP.  Sebagai    remaja  le-laki   yang tinggal di barak asrama tentara atau biasa disebut anak kolong. Aku tumbuh  sebagai anak yang pendiam dan pemalu , walau sedikit nakal. Berbeda jauh   dengan anak kolong kebanyakan yang  liar, muka tembok, malu-maluin  dan nakalnya kelewatan.  Tapi karena tinggal di dalam lingkungan barak, hari-hari hidup dan berteman dengan mereka, sedikit banyaknya sikap negatif itu berpengaruh juga kepadaku.  Keluyuran,  berkumpul dan bergerombol selalu menyertai aktivitas hari-hari anak kolong.   Pulang sekolah, enggak langsung nyampe   rumah, kerjaannya  pasti muter-muter dulu, terutama ngelatap  di kebun buah orang. Milik siapa saja, Buah apa saja ,yang penting buahnya  bisa dimakan dan pohonnya bisa di makan.....eh salah,  dipanjat maksudnya.   Apalagi jika musim buah tiba. Intensitas kunjungan