Langsung ke konten utama

Gila Kerja Sampai Gila, Hustle Culture To Burnout

Semua orang  harus kerja keras, meski orang kaya sekalipun. Kerja keras sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan gaya hidup kita. Namun, bukan berarti selamanya anda harus bekerja keras atau  hidup anda semata-mata hanya  bekerja. Anda perlu menata pergaulan sosial dan istirahat Anda agar hidup anda berkualitas dan bermanfaat tidak hanya untuk diri anda sendiri tapi juga untuk keluarga dan orang lain.
Tapi, jika Anda seorang penggila kerja atau workaholic, bisa jadi Anda terperangkap gaya hidup hustle culture.

Orang dengan gaya hidup hustle culture merasa dirinya harus terus bekerja keras, merasa tidak perlu bersantai- santai dan buang buang buang waktu. Ia merasa dirinya lebih berharga, lebih rajin dan lebih bermafaat daribpada orang lain. Akibatnya, Huslte culture tak baik untuk kesehatan baik fisik maupun mental. Tuntutan kebutuhan hidup yang ambisius membuat mereka mengesampingkan kesehatan diri sendiri.

Apa Bahaya Hustle Culture?

Jika terus dilakukan, hustle culture dapat meningkatkan stres dan berujung burnoutBurnout adalah kondisi saat seseorang merasa lelah berkepanjangan karena stres kerja yang berat. Burnout dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik.

Bagaimana mengubah pola pikir dan bekerja sewajarnya?

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar tak terperangkap gaya hidup hustle culture.

1. Bekerja untuk hidup

Ubah pola pikir bahwa bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja.

Periksa kembali daftar tugas dan tanggung jawab Anda, selesaikan sesuai waktu yang ditentukan tanpa berlebihan. Alokasikan waktu untuk istirahat, me time, juga waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga maupun tetangga.

Bagaimana mengubah pola pikir dan bekerja sewajarnya?

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar tak terperangkap gaya hidup hustle culture.

1. Bekerja untuk hidup

Ubah pola pikir bahwa bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja.

Periksa kembali daftar tugas dan tanggung jawab Anda, selesaikan sesuai waktu yang ditentukan tanpa berlebihan. Alokasikan waktu untuk istirahat, me time, juga waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga maupun teman.

2. Tak perlu membandingkan diri dengan orang lain

Sangat baik memiliki role model sebagai sumber inspirasi atau panutan di dunia kerja. Hanya saja perlu diingat lagi bahwa Anda memiliki garis start yang berbeda, perjuangan pun berbeda pula.

Sembari mensyukuri yang ada kini, jadikan para panutan ini penyemangat, bukan sumber perbandingan.

3. Waktu untuk santai

Alokasikan waktu untuk bekerja dan waktu untuk bersantai dengan seimbang. Rencanakan aktivitas yang menyenangkan seperti melakukan hobi membaca, merawat tanaman, bermain dengan anjing kesayangan atau mencoba menu masakan baru.

Sejenak mute grup percakapan kantor, alihkan perhatian dari keinginan membuka email pekerjaan.

4. Sukses tak cuma dari bekerja

Kerja keras tidak selalu memberikan jaminan akan kesuksesan. Anda perlu mendefinisikan kembali kesuksesan menurut Anda, bukan kesuksesan menurut orang lain seperti selebriti atau influencer.

Anda bisa saja merumuskan kesuksesan misalnya, mampu melunasi cicilan KPR rumah tanpa macet, mampu berkomitmen olahraga 30 menit per hari, atau mengurangi jajan dan dialihkan untuk tabungan

5. Kesehatan adalah nomor satu

Tanpa kondisi tubuh yang fit dan sehat, tentu pekerjaan bakal terbengkalai. Saat sakit, penghasilan dari pekerjaan pun harus memenuhi kebutuhan pengobatan dan pemulihan.

Kesehatan Anda tetap yang utama. Pekerjaan cukup dikerjakan sesuai porsi dan kapasitas Anda.

2. Tak perlu membandingkan diri dengan orang lain

Sangat baik memiliki role model sebagai sumber inspirasi atau panutan di dunia kerja. Hanya saja perlu diingat lagi bahwa Anda memiliki garis start yang berbeda, perjuangan pun berbeda pula.

Sembari mensyukuri yang ada kini, jadikan para panutan ini penyemangat, bukan sumber perbandingan.

3. Waktu untuk santai

Alokasikan waktu untuk bekerja dan waktu untuk bersantai dengan seimbang. Rencanakan aktivitas yang menyenangkan seperti melakukan hobi membaca, merawat tanaman, bermain dengan anjing kesayangan atau mencoba menu masakan baru.

Sejenak mute grup percakapan kantor, alihkan perhatian dari keinginan membuka email pekerjaan.

4. Sukses tak cuma dari bekerja

Kerja keras tidak selalu memberikan jaminan akan kesuksesan. Anda perlu mendefinisikan kembali kesuksesan menurut Anda, bukan kesuksesan menurut orang lain seperti selebriti atau influencer.

Anda bisa saja merumuskan kesuksesan misalnya, mampu melunasi cicilan KPR rumah tanpa macet, mampu berkomitmen olahraga 30 menit per hari, atau mengurangi jajan dan dialihkan untuk tabungan.

5. Kesehatan adalah nomor satu

Tanpa kondisi tubuh yang fit dan sehat, tentu pekerjaan bakal terbengkalai. Saat sakit, penghasilan dari pekerjaan pun harus memenuhi kebutuhan pengobatan dan pemulihan.

Kesehatan Anda tetap yang utama. Pekerjaan cukup dikerjakan sesuai porsi dan kapasitas Anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antrean Itu Cermin Buruknya Disiplin Petugas

Sudah empat jam aku duduk di kursiku menunggu nama anakku dipanggil. Ternyata, datang dan mendaftar  lebih awal tidak menjamin dipanggil duluan. Urutan antrean peserta vaksinasi tergantung selera petugas. Yang baru tiba  bisa    langsung dilayani,   dan yang  mendaftar  belakangan bisa dipanggil lebih awal. Peristiwa  tidak elok ini  bukan yang pertama bagiku, pasalnya pada kegiatan vaksinasi dosis kesatu di awal bulan Juli lalu, aku juga mengalaminya. Esoknya, giliran membawa anakku pun merasakan  perlakuan yang  serupa.  Lanjut divaksinasi dosis kedua di awal Agustus lalu, aku dan kemudian bersama anakku pun mengalami hal yang sama.  Tidak ada yang bisa kulakukan, kecuali hanya menarik nafas dan berusaha memakluminya. Hari ini, kala membawa anak keduaku  untuk vaksininasi dosis pertamanya, pun lagak petugasnya masih seiras, malah kali ini lebih culas. Peserta vaksinasi yang sebelumnya dibatasi hanya seratus orang, hari ini  tumplek blek sampai enam ratus peserta. Alih-alih  protokol

Jangan Sampai Lebih Takut Lihat Polisi Dibanding Penjahat

  Banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh oknum polisi dalam beberapa waktu terakhir ini seolah menegaskan buruknya citra lembaga penegak hukum tersebut. Peristiwa salah tangkap, pelanggaran SOP, brutalisme, kejahatan seksual ,pemeriksaan ponsel warga secara non-prosedural dan non-etis, penersangkaan korban, dan lainnyan sebagainya membuat masyarakat menjadi merinding dan takut berurusan dengan polisi. Sampai-sampai seorang kawan mengatakan jika ia  merasa lebih takut berhadapan dengan polisi daripada penjahat, karena polisi dapat melakukan kejahatan  dengan berlindung dibalik institusi,  hukum dan fasilitas negara.. ” Jangan sekali-sekali deh, buat kejahatan jika tidak mau berurusan dengan penjahat” sindirnya. Deretan Peristiwa seperti penembakan  oleh oknum Ipda OS anggota Polisi Lalu Lintas PJR Polda Metro Jaya dan  kasus aborsi oknum R yang menyebabkan seorang mahasiswa meninggal di  Purwekerto baru baru ini menambah cacatan buruk yang dilakukan  oknum angg

Bandara Tanjung Harapan Jogging Track Favorit

  Sejak  tahun 2000,aku mulai rutin pergi ke bendara  Tanjung Harapan,    saban sore  berkendara motor roda dua menuju bandara kecil yang berada di dekat Taman makam Pahlawan  Tanjung Selor itu. Namun, tujuanku ke bandara itu  bukan untuk berangkat   atau  mengambil paket kiriman yang datang, melainkan untuk olahraga jogging di  runaway  atau landasan pacu bandara. Yup, mungkin ketika itu akulah yang paling rajin jogging di bandara itu.Sampai-sampai beberapa teman memberi gelar ” penunggu bandara”. Kadang jam 2 siang, kala runaway bandara masih sepi,  dengan berbekal jaket parasut dan topi, aku sudah duluan  berlari menikmati panas dan  teriknya cuaca siang hari. Menurutku dan orang-orang ketika itu, runaway ini adalah  tempat yang paling nyaman dan ideal   di Tanjung Selor untuk melaukan aktivitas jogging. Selain treks nya yang lurus dan lebar, landasan ini tempat yang paling aman  untuk jogging, udaranya yang bersih, jauh dari polusi asap knalpot.  Berlari di sini kit