Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Menemukan Konstruksi Media dengan Konteks Pemberitaan

Pekerjaan wartawan dan media pada hakikatnya mengkonstruksi realitas. Ada jutaan peristiwa yang terjadi di dunia ini, tetapi wartawan dan media memilih peristiwa-peristiwa tertentu sebagai laporan  pemberitaannya. Pilihan peristiwa-peritiwa itu   dinarasikan melalui  pilihan -pilihan diksi  tertentu agar  menjadi rangkaian  realitas sesuai  konteks liputan si wartawan dan media. Pada intinya media tidak menghadirkan kebenaran sejati, ia hanya melaporkan realitas yang  dianggap  oleh masyarakat  sebagai kebenaran. Maka itu,  pembaca dituntut memiliki kesadaran dan kemampuan dalam menyikapi sebuah berita agar menemukan kebenaran. Salah satu cara yang membantu pembaca menyikapi pemberitaan dari media pers adalah konteks pemberitaan.  Dengan konteks pemberitaan, pembaca akan menyadari dan memahami konteks liputan yang ingin dikonstruksi wartawan. Suatu peristiwa yang buruk, misalnya dibungkus oleh bahasa yang santun, manis dan menghanyutkan. Konteks pemberitaan menjadi alat yang sangat pen

Gimmik Politik Untuk Ganjar dan Puan

PDIP  ancam beri saksi kepada kader PDIP yang ikut-ikutan deklarasi pasangan calon presiden 2024.  Ancaman itu disampaikan Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto "Manakala ada anggota partai yang tidak memiliki disiplin dan ikut-ikutan dalam deklarasi calon sebelum partai menetapkan, partai akan menegakkan disiplin tersebut dengan memberi sanksi organisasi," demikian dikatakan  Hasto dalam keterangan resminya.  Publik sudah bisa menerka kemana arah ancaman itu ditujukan, siapa lagi kalau bukan kepada Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo.   Seperti diketahui,  belakangan gencar deklarasi  yang dilakukan relawan " Sahabat Ganjar" di sejumlah wilayah tanah air yang menyatakan dukungan mereka  kepada   Ganjar Pranowo (Ganjar) sebagai Calon Presiden (Capres) 2024 mendatang. Yang menarik, deklarasi juga dilakukan  Sahabat Ganjar  di sejumlah negara secara daring baru baru ini. Akibat manuver relawan itu, keluar ancaman  Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto kepada kader PDIP a

Media:Berpihak atau Alat Kekuasan

MEDIA ALAT POLITIK Pada akhirnya pilihan media itu ada dua : berpihak pada penguasa atau menjadi alat penguasa. Politik dan media adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kehadiran media tak lepas dari kepentinngan politik yang mengiringi, demikian sebaliknya politik tak akan berpengaruh jika tidak berkelindan dengan media. Machieveli berkata tujuan utama berpolitik adalah memperkuat dan memperluas kekuasaan. Untuk memperluas kekuasaan itu, penguasa memerlukan media sebagai alat penyebarluasan makna politiknya kepada khalayak luas, termasuk melakukan rekayasa bahasa untuk kepentingan konsolidasi kekuasaan. Dalam banyak kasus, media massa sering digunakan oleh kelompok-kelompok politik untuk mengendalikan makna di tengah tengah pergaulan sosial. Bahasa yang menjadi kekuatan media massa tidak saja dapat menciptakan sebuah realitas politik melainkan menentukan citra sebuah kekuasaan Bahasa yang dimainkan media memberi implikasi terhadap makna suatu realitas. Pilihan kata dan cara media

Panggung Saipul Jamil dan Kecanggungan KPI

Atas desakan dan tekanan publik,  KPI  terpaksa  mengeluarkan surat yang  melarang stasiun televisi mengundang pedangdut Saipul Jamil (SJ)  tampil di semua acara televisi.  "KPI Pusat meminta kepada seluruh lembaga penyiaran untuk tidak melakukan amplifikasi dan glorifikasi (membesar-besarkan dengan mengulang dan membuat kesan merayakan) terhadap peristiwa yang bersangkutan," demikian surat KPI soal Saipul Jamil, Senin (6/9/2021). SJ nampaknya belum bisa menerima surat KPI itu, termasuk penolakan publik atas kembalinya ia sebagai pesohor hiburan tanah air. SJ terlihat wara wiri dan curhat sana-sini berusaha mencari dukungan untuk  menafik  alasan resistensi itu. Lagi pula, di mata SJ,  surat KPI itu  tidak secara tegas melarang ia tampil di televisi. Ia dibuat serba salah. Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang dimintai pendapat oleh SJ pun sepertinya menegaskan anggapan itu.  "Saya sudah baca surat ini, tidak secara tegas, atau tidak ada kata-kata yang menyatakan S

Lima Fakta Tendangan Kungfu Pemain PS Pati, Gigi Rontok hingga Atta Halilintar

Viral video insiden tendangan Kung Fu yang dilakukan pemain AHHA PS Pati, Syaiful Indra Cahya terhadap pemain muda Persiraja Banda Aceh, Muhammad Nadhiif. Dari rekaman video itu terlihat Syaiful tidak sekedar berniat menghalang bola, setelah bola berhasil disapunya keluar lapangan, kaki kanannya sengaja diangkat tinggi-tinggi dan diarahkan ke wajah Nadhip yang sedang berlari kencang ke arah Syaiful untuk melewatinya. Akibat tendangan kungfu tersebut Nadhip langsung terkapar, dan segera mendapat pertolongan medis. Tindakan Syaiful pun mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Tak sedikit publik yang berharap mantan pemain Timnas Indonesia itu mendapatkan sanksi. Berikut fakta-fakta terkait pertandingan tersebut: 1. Hanya laga uji coba Pertandingan antara AHHA PS Pati dan Persiraja adalah laga uji coba yang digelar di Lapangan Pancoran Soccer Field, Jakarta, Senin (6/9) sore itu. Laga persahabatan ini sejatinya hanya sebagai pemanasan kedua klub dalam menghadapi liga 2 musim 2021/2022. Ta

Korelasi Dinasti Politik dan Jual Beli Jabatan

Dinasti politik merupakan cara elit  melanggengkan kekuasaan dengan  tujuan menyuburkan praktik korupsi kolusi dan nepotisme melalui generasi, lingkungan dan pemerintahan yang dikendalikannya    Di Indonesia,  lahirnya dinasti politik merupakan anomali alam demokrasi. Elit politik memanfaatkan  sikap permisif rakyat terhadap   politik uang dalam kontetasi demokrasi.    Kekuasaan yang dikendalikan dinasti politik menciptakan budaya feodal yang syarat  kesewenang-wemangan dan praktik  monopoli atas pemerintahan, anggaran dan   sumber daya ekonomi.   Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengungkapkan, dari berbagai kasus korupsi politik di Indonesia, mayoritas memiliki korelasi dengan dinasti politik.   Ditangkapnya Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari dan suaminya anggota DPR RI Hasan Aminuddin oleh  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin, 30 Agustus 2021 lalu dalam kasus jual beli jabatan kepala desa (Kades)   dalam lingkungan Pemkab Proboling

Cuan Pejabat di Massa Pandemi

  Diberitakan sebelumnya di laman berita suara.com (29/082021), Bupati Jember  bersama Sekretaris Daerah (Sekda), Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logstik BPBD Kabupaten Jember menerima honor sebesar Rp 282 juta dari pemakaman jenazah Covid-19. Setiap pemakaman satu jenazah Covid-19, pejabat tersebut menerima Rp 100.000. Sementara jumlah warga yang meninggal karena Covid-19 di kabupaten tersebut cukup banyak. Alhasil, dari total pemakaman jenazah Covid-19, keempat pejabat ini mendapat honor sejumlah Rp 70,5 Juta per orang. Bupati Jember Hendy Siswanto telah  meminta maaf dan mengembalikan total uang yang diterimanya. Dia berdalih bahwa praktik honorarium anggota tim pemakaman itu sudah lama dilakukan, ia hanya meneruskan saja. Dalam tim pemakaman jenazah  Covid-19, dia duduk sebagai pengarah, penanggung jawab adalah Sekda, ketua adalah Kepala BPBD, dan ada 30 anggota petugas pemakaman. Itu sesuai dengan Surat Keputusan Bupati

Honor Kematian, Nikmat Pejabat di Masa Pandemi

Terberitakan  sejumlah   pejabat mendapatkan honorarium ratusan juta rupiah dari pemakaman jenazah Covid-19. Bupati Jember  bersama Sekretaris Daerah (Sekda), Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logstik BPBD Kabupaten Jember menerima honor sebesar Rp 282 juta dari pemakaman jenazah Covid-19. Bisa dibayangkan  kematian warga akibat pandemi menjadi peluang yang menggiurkan bagi pejabat. Bencana bagi rakyat, cuan di kantong pejabat. Setiap pemakaman satu jenazah Covid-19, pejabat tersebut menerima Rp 100.000. Sementara jumlah warga yang meninggal karena Covid-19 di kabupaten tersebut cukup banyak. Alhasil, dari total pemakaman jenazah Covid-19, keempat pejabat ini mendapat honor sejumlah Rp 70,5 Juta per orang. Bupati Jember Hendy Siswanto telah  meminta maaf dan mengembalikan total uang yang diterimanya. Dia berdalih bahwa praktik honorarium anggota tim pemakaman itu sudah lama dilakukan, ia meneruskan saja. Dalam tim pemakaman jenazah