Langsung ke konten utama

Media:Berpihak atau Alat Kekuasan

MEDIA ALAT POLITIK

Pada akhirnya pilihan media itu ada dua : berpihak pada penguasa atau menjadi alat penguasa. Politik dan media adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kehadiran media tak lepas dari kepentinngan politik yang mengiringi, demikian sebaliknya politik tak akan berpengaruh jika tidak berkelindan dengan media.

Machieveli berkata tujuan utama berpolitik adalah memperkuat dan memperluas kekuasaan. Untuk memperluas kekuasaan itu, penguasa memerlukan media sebagai alat penyebarluasan makna politiknya kepada khalayak luas, termasuk melakukan rekayasa bahasa untuk kepentingan konsolidasi kekuasaan.

Dalam banyak kasus, media massa sering digunakan oleh kelompok-kelompok politik untuk mengendalikan makna di tengah tengah pergaulan sosial. Bahasa yang menjadi kekuatan media massa tidak saja dapat menciptakan sebuah realitas politik melainkan menentukan citra sebuah kekuasaan

Bahasa yang dimainkan media memberi implikasi terhadap makna suatu realitas. Pilihan kata dan cara media menyajikan suatu realitas turut menentukan bagaimana persepsi khalayak atas realitas itu.

Kekuatan retorika politik tidak saja dipengaruhi oleh rangkaian kata kata yang disusun tapi juga sejauh mana rangkaian kata itu bisa terbaca dan dapat dimaknai oleh khalayak luas.

Medialah yang mampu merangkai retorika politik itu agar dapat dimaknai sebagimana tujuan dari kekuasaan itu.

Media tidak saja menciptakan realitas tapi mampu memainkan realitas. Kekuatan inilah yang membuat media berat untuk tidak berkelindan dengan kekuatan politik.

Media adalah alat konseptualisasi bagi kekuatan politik. Dan media hidup dari kepentingan kepentingan politik itu.

Bila saat ini ada media yang terlihat bersebrangan dengan penguasa dan begitu kritis terhadap penguasa, bukan berarti mereka netral dan keukuh pada idealisme, melainkan media itu sedang mensupport kekuatan politik oposisi dan kemudian berinvestasi agar kelak menjadi alat kekuasaan jika oposisi itu berkuasa.

https://tommymanggus.my.id/mediaberpihak-atau-alat-kekuasaan/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antrean Itu Cermin Buruknya Disiplin Petugas

Sudah empat jam aku duduk di kursiku menunggu nama anakku dipanggil. Ternyata, datang dan mendaftar  lebih awal tidak menjamin dipanggil duluan. Urutan antrean peserta vaksinasi tergantung selera petugas. Yang baru tiba  bisa    langsung dilayani,   dan yang  mendaftar  belakangan bisa dipanggil lebih awal. Peristiwa  tidak elok ini  bukan yang pertama bagiku, pasalnya pada kegiatan vaksinasi dosis kesatu di awal bulan Juli lalu, aku juga mengalaminya. Esoknya, giliran membawa anakku pun merasakan  perlakuan yang  serupa.  Lanjut divaksinasi dosis kedua di awal Agustus lalu, aku dan kemudian bersama anakku pun mengalami hal yang sama.  Tidak ada yang bisa kulakukan, kecuali hanya menarik nafas dan berusaha memakluminya. Hari ini, kala membawa anak keduaku  untuk vaksininasi dosis pertamanya, pun lagak petugasnya masih seiras, malah kali ini lebih culas. Peserta vaksinasi yang sebelumnya dibatasi hanya seratus orang, hari ini  tumplek blek sampai enam ratus peserta. Alih-alih  protokol

Jangan Sampai Lebih Takut Lihat Polisi Dibanding Penjahat

  Banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh oknum polisi dalam beberapa waktu terakhir ini seolah menegaskan buruknya citra lembaga penegak hukum tersebut. Peristiwa salah tangkap, pelanggaran SOP, brutalisme, kejahatan seksual ,pemeriksaan ponsel warga secara non-prosedural dan non-etis, penersangkaan korban, dan lainnyan sebagainya membuat masyarakat menjadi merinding dan takut berurusan dengan polisi. Sampai-sampai seorang kawan mengatakan jika ia  merasa lebih takut berhadapan dengan polisi daripada penjahat, karena polisi dapat melakukan kejahatan  dengan berlindung dibalik institusi,  hukum dan fasilitas negara.. ” Jangan sekali-sekali deh, buat kejahatan jika tidak mau berurusan dengan penjahat” sindirnya. Deretan Peristiwa seperti penembakan  oleh oknum Ipda OS anggota Polisi Lalu Lintas PJR Polda Metro Jaya dan  kasus aborsi oknum R yang menyebabkan seorang mahasiswa meninggal di  Purwekerto baru baru ini menambah cacatan buruk yang dilakukan  oknum angg

Bandara Tanjung Harapan Jogging Track Favorit

  Sejak  tahun 2000,aku mulai rutin pergi ke bendara  Tanjung Harapan,    saban sore  berkendara motor roda dua menuju bandara kecil yang berada di dekat Taman makam Pahlawan  Tanjung Selor itu. Namun, tujuanku ke bandara itu  bukan untuk berangkat   atau  mengambil paket kiriman yang datang, melainkan untuk olahraga jogging di  runaway  atau landasan pacu bandara. Yup, mungkin ketika itu akulah yang paling rajin jogging di bandara itu.Sampai-sampai beberapa teman memberi gelar ” penunggu bandara”. Kadang jam 2 siang, kala runaway bandara masih sepi,  dengan berbekal jaket parasut dan topi, aku sudah duluan  berlari menikmati panas dan  teriknya cuaca siang hari. Menurutku dan orang-orang ketika itu, runaway ini adalah  tempat yang paling nyaman dan ideal   di Tanjung Selor untuk melaukan aktivitas jogging. Selain treks nya yang lurus dan lebar, landasan ini tempat yang paling aman  untuk jogging, udaranya yang bersih, jauh dari polusi asap knalpot.  Berlari di sini kit