Langsung ke konten utama

Desa Wisata Metun Sajau Kaltara

DESA METUN SAJAU merupakan salah satu desa wisata suku Dayak Kenyah yang berada di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.Desa Metun Sajau ditetapkan sebagai desa wisata oleh Kementrian Pariwisata RI pada tahun 2016. Mayoritas penduduk desa ini dihuni etnis Dayak Kenyah Bakung.

Jarak menuju desa wisata ini sangatlah dekat, hanya 29 Kilometer dari Tanjung Selor, Ibu Kota Kabupaten Bulungan dan Provinsi Kaltara, atau sekitar 45 waktu tempuh perjalanan. Namun waktu tempuh bisa lebih cepat jika kondisi jalan yang sudah beraspal mulus.

Desa Metun Sajau kental dengan budaya dan adat istiadat. Atraksi budaya dan pertunjukan seni seperti permainan olahraga tradisional dan tarian menjadi ciri khas yang dapat anda saksikan. Berikut beberapa pertunjukan dan permainan yang sering ditampilkan oleh penggiata budaya dan wisata Desa Metun Sajau:

1. ALENG

Aleng merupakan permainan yang terbuat dari kayu. Aleng ini terdiri dari dua potong kayu, yang satu lebih panjang dan ujungnya yang tajam. Biasanya disebut dengan Dincan. Sedangkan potongan kayu yang kedua, bentuknya rata, biasanya disebut dengan Dung. Dan nama permainan ini adalah Paleng.

Permainan Paleng dilakukan pada saat para petani menebas sampai selesai menebang ladang. Kaitanya dengan petani, Aleng ini di ibaratkan sebagai pohon yang masih tegak/kuat berdiri (batang kayu yang akan di tebang), sedangkan yang pendek merupakan dahan-dahannya (bahan untuk membuat Aleng).

Cara mainnya:

Dalam melakukan permainan ini, akan terdapat dua kelompok. Misalnya kelompok A akan bertanding dengan kelompok B. Masing-masing kelompok berisi lima orang atau lebih (enam orang, dll) dan masing-masing anggota memiliki dua potong Aleng. Misalnya kelompok A yang pertama menebang/melempar, lalu kelompok B yang akan pasang Aleng ke tanah.

Keterangan : Aleng merupakan alatnya, sedangkan Paleng nama Permainannya

2. PASING

Permainan Pasing ini pada saat tanam/nugal. Kaitannya dengan saat nugal, di ambil dari ujung tugalnya. Karena bentuk ujung tugalnya yang lancip. Jadi, hubungannya dengan menanam/nugal, agar lubang tugalnya baik. Supaya benih/bibit yang di tanam ke dalam lubang tugal dapat masuk semua. Sehingga hasil dari menanam kelak juga membuahkan hasil yang baik.

Cara mainnya

Dalam permainan ini, secara beregu-regu sekitar 4-6 orang. Misalnya Regu A dan Regu B. Setiap peserta masing-masing memiliki Asing lengkap dengan talinya. Asing merupakan alatnya, sedangkan Pasing merupakan permainannya. Misalnya Regu yang pertama melempar adalah regu A.

Apabila orang pertama melempar salah maka tidak akan mendapat poin (0)
Apabila dapat melempar tepat sasaran tapi Asingnya tidak berputar, sedangkan yang dilempar masih berputar, maka tidak akan mendapat poin (0).
Apabila kedua-dua Asing tersebut sama-sama masih berputar setelah di lempar dan Asing pelempar duluan mati/berhenti, maka tidak ada poin (0), tapi sebaliknya kalau Asing pelempar masih hidup sedangkan Asing lawan sudah mati, maka si pelempar akan mendapat poin (1).
Jikalau pelempar dapat melempar tepat sasaran dan kedua Asing tersebut langsung mati, pelempar dapat poin (1). Yang di sebut mati, hidup merupakan Asing yang tidak berputar. Dalam penilaiannya dilakukan untuk satu kali (1x) pelemparan.
Demikian seterusnya sampai peserta Regu A selesai melempar. Baru regu yang satunya (regu B). Untuk menentukan yang menang, di hitung berapa orang yang dapat poin terbanyak. Selain itu, Pasing ini digunakan apabila padi sudah mulai tumbuh. Kaitannya dengan padi yang tumbuh, supaya akar tidak melilit di pokok padi. Karena Asing ini, di lilitkan dengan tali untuk di mainkan.

3. PANG PAGAK

Permainan Pang Pagak ini dimainkan pada saat padi sudah mulai menguning. Tujuannya untuk mengusir hama padi. Dalam permainan ini tidak ada yang namanya pertandingan. Permainan ini kalau dilihat sangat gampang, tapi melakukannya cukup sulit. Karena kalau tidak dapat memainkannya dengan mahir maka kaki akan terjepit. Oleh karena itu, pemainan ini harus dilakukan dengan baik, sehingga lama-kelamaan akan menjadi mahir.

4. SUMPIT (KELEPUT)

Sumpit ini sudah ada sejak zaman dulu. Kegunaannya pada saat itu adalah suatu alat perang yang tersembunyi dalam arti tidak langsung berhadapan dengan lawan. Hanya dengan sembunyi untuk menyumpit musuh dan tidak akan keliatan oleh musuh. Langan keleput (anak sumpit) akan di kasih racun yang sangat mematikan agar musuh cepat mati.

Keleput (sumpit) ini juga untuk mencari makan, seperti binatang. Jadi racun sumpit ini ada dua macam jenis:

Jenis untuk membunuh yang berdarah panas (manusia).
Jenis untuk membunuh yang berdarah dingin (binatang).
Dalam proses menyumpit dengan anak panah yang telah di kasih racun, akan beda-beda reaksi yang di sumpit misalnya binatang hanya dapat bertahan kurang lebih setengah jam, sedangkan manusia hanya 5 menit sudah mati. Racun sumpit ini terbuat dari satu jenis geta kayu. Dalam prosesnya untuk menjadi racun hanya beberapa menit karena ada pantang (hal perbuatan yang terlarang menurut adat atau kepercayaan).

Pada masa sekarang, proses menyumpit hanya digunakan dalam perlombaan dalam sebuah acara/kegiatan. Juga. Dengan cara hanya menyumpit sesuatu benda/buat lingkaran dengan jarak yang ditentukan. Selain itu, menyumpit juga tergantung dari kekuatan untuk meniup.

Setelah kenal Desa Wisata Metun Sajau, Jangan ragu untuk menjadwalkan waktu liburan kamu bersama keluarga dan teman-temanmu untuk mengunjungi desa ini.(sumber:mentunsajau.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antrean Itu Cermin Buruknya Disiplin Petugas

Sudah empat jam aku duduk di kursiku menunggu nama anakku dipanggil. Ternyata, datang dan mendaftar  lebih awal tidak menjamin dipanggil duluan. Urutan antrean peserta vaksinasi tergantung selera petugas. Yang baru tiba  bisa    langsung dilayani,   dan yang  mendaftar  belakangan bisa dipanggil lebih awal. Peristiwa  tidak elok ini  bukan yang pertama bagiku, pasalnya pada kegiatan vaksinasi dosis kesatu di awal bulan Juli lalu, aku juga mengalaminya. Esoknya, giliran membawa anakku pun merasakan  perlakuan yang  serupa.  Lanjut divaksinasi dosis kedua di awal Agustus lalu, aku dan kemudian bersama anakku pun mengalami hal yang sama.  Tidak ada yang bisa kulakukan, kecuali hanya menarik nafas dan berusaha memakluminya. Hari ini, kala membawa anak keduaku  untuk vaksininasi dosis pertamanya, pun lagak petugasnya masih seiras, malah kali ini lebih culas. Peserta vaksinasi yang sebelumnya dibatasi hanya seratus orang, hari ini  tumplek blek sampai enam ratus peserta. Alih-alih  protokol

Jangan Sampai Lebih Takut Lihat Polisi Dibanding Penjahat

  Banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh oknum polisi dalam beberapa waktu terakhir ini seolah menegaskan buruknya citra lembaga penegak hukum tersebut. Peristiwa salah tangkap, pelanggaran SOP, brutalisme, kejahatan seksual ,pemeriksaan ponsel warga secara non-prosedural dan non-etis, penersangkaan korban, dan lainnyan sebagainya membuat masyarakat menjadi merinding dan takut berurusan dengan polisi. Sampai-sampai seorang kawan mengatakan jika ia  merasa lebih takut berhadapan dengan polisi daripada penjahat, karena polisi dapat melakukan kejahatan  dengan berlindung dibalik institusi,  hukum dan fasilitas negara.. ” Jangan sekali-sekali deh, buat kejahatan jika tidak mau berurusan dengan penjahat” sindirnya. Deretan Peristiwa seperti penembakan  oleh oknum Ipda OS anggota Polisi Lalu Lintas PJR Polda Metro Jaya dan  kasus aborsi oknum R yang menyebabkan seorang mahasiswa meninggal di  Purwekerto baru baru ini menambah cacatan buruk yang dilakukan  oknum angg

Bandara Tanjung Harapan Jogging Track Favorit

  Sejak  tahun 2000,aku mulai rutin pergi ke bendara  Tanjung Harapan,    saban sore  berkendara motor roda dua menuju bandara kecil yang berada di dekat Taman makam Pahlawan  Tanjung Selor itu. Namun, tujuanku ke bandara itu  bukan untuk berangkat   atau  mengambil paket kiriman yang datang, melainkan untuk olahraga jogging di  runaway  atau landasan pacu bandara. Yup, mungkin ketika itu akulah yang paling rajin jogging di bandara itu.Sampai-sampai beberapa teman memberi gelar ” penunggu bandara”. Kadang jam 2 siang, kala runaway bandara masih sepi,  dengan berbekal jaket parasut dan topi, aku sudah duluan  berlari menikmati panas dan  teriknya cuaca siang hari. Menurutku dan orang-orang ketika itu, runaway ini adalah  tempat yang paling nyaman dan ideal   di Tanjung Selor untuk melaukan aktivitas jogging. Selain treks nya yang lurus dan lebar, landasan ini tempat yang paling aman  untuk jogging, udaranya yang bersih, jauh dari polusi asap knalpot.  Berlari di sini kit