Langsung ke konten utama

Media Alat Kepentingan Korporasi dan Politik

 


Kasus  Pencemaran sungai Malinau akibat bocornya penampung limbah sejumlah  perusahaan di  wilayah itu beberapa waktu lalu , pada kenyataannya minim dilaporkan oleh  media lokal yang ada di Kaltara.

Tak satupun media lokal yang membuat liputan mendalam dan komprehensif atas peristiwa pencemaran yang berulang kali itu.

Padahal media-media lokal itu merupakan ruang publik (public sphere) yang dapat memberikan  informasi dan fakta-fakta yang mencerdaskan dan  melindungi hak publik masyarakat memperoleh informasi secara terbuka. Apalagi pencemaran itu jelas-jelas berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan.

Jika pun ada Pemberitaan media lokal, liputannya  hanya   sekadar   kabar peristiwa atau soft news, yang hanya laporan kejadian semata. Tidak ada yang berani  menyentuh aspek hukum terkait  kewenangan pemeritah daerah dan pelanggaran perusahaan pelaku pencemaran.

Fakta-fakta itu  malah kita banyak dapatan dari sejumlah situs online milik aktivis lingkungan seperti Jatam dan mongabay.com.

Sampai-sampai peristiwa yang menimpa  teman-teman aktivis tambang dibatasi akses informasi pada instansi terkait pun  media lokal nampak bergeming,  diam dan membisu.

Kondisi itu tentu sangat menyedihkan dan mengesalkan bagi masyarakat. Media lokal terkukung pada kepentingan sempit. Wajar, jika masyarakat     berprasangka macam-macam atas keberpihakan media pada masyarakat.

Tetapi kita tak bisa berbuat apa, apa karena apa yang terjadi dengan media lokal merupakan Realitas media sebagai bagian dari  institusi kapitalis yang bebas dan independen. Bebas memilih berpihak atau tidak, dan indenpenden dalam menentukan keberpihakkan mereka atas kepentingan politik dan ekonomi .

Salah satu teori media, yakni hirarki pengaruh media yang dikenalkan oleo Shoemaker & Reese, menegaskan bahwa isi media dipengaruhi oleh beberapa faktor yang luas baik dari dalam maupun luar organisasi media. Orientasi penulisan berita atau realitas simbolik  yang diproduksi oleo media, kerapkali dipengaruhi oleh  individu, rutinitas media, kebijakan organisasional, ektra media dan ideologi.

Meski demikian  faktor tunggal yang mempengaruhi independensi media bisa saja gugur oleo kepentingan  lainnya yang menyertai, terutama kepentingan politik dan ekonomi media .

Tak dapat dipungkiri    aspek ekonomi dan politik media sangat menentukan frame dan setting suatu pemberitaan, bagaimana relasi kekuasaan mempengaruhi proses produksi dan distribusi sebuah berita

Media tentu akan mengkalkulasi  setiap  laporan pemberitaan yang dibuatnya apakah memberi pengaruh yang positif kepada organisasi medianya atau tidak. Makanya tidak semua peristiwa yang viral, menyangkut hidup publik dan jadi sorotan khalayak diangkat secara mendalam oleh media.

Strategi  click bait seringkali menjadi modus  media memanfaatkan komoditas peristiwa hanya sekadar laporan artificial semata.

Artinya, media lokal belum mampu menghadirkan  perannya sebagai ruang publik    bagi masyaakat Kaltara. Ruang publik yang mampu memberikan  literasi, edukasi dan  mereinforcement  gerakan sosial yang kritis  bagi keberlangsungan masyarakat dan lingkungan. Media harusnya mensupport kepekaan publik.

Teori Pelanggaran Harapan ( expetancy violation theori)dari Judee Burgon seolah menasbikan media lokal tidak berkehendak untuk  memenuhi hak publik    memperoleh informasi dan intepretsi  suatu berita yang  menyangkut hajat hidup orang banyak.

Media dengan sengaja mengiritasi  harapan masyarakat demi memnuhi hak ekonomi dan politiknya , yang pada akhirnya media tak lebih menjadi alat kekuasaan korporasi dan politik.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antrean Itu Cermin Buruknya Disiplin Petugas

Sudah empat jam aku duduk di kursiku menunggu nama anakku dipanggil. Ternyata, datang dan mendaftar  lebih awal tidak menjamin dipanggil duluan. Urutan antrean peserta vaksinasi tergantung selera petugas. Yang baru tiba  bisa    langsung dilayani,   dan yang  mendaftar  belakangan bisa dipanggil lebih awal. Peristiwa  tidak elok ini  bukan yang pertama bagiku, pasalnya pada kegiatan vaksinasi dosis kesatu di awal bulan Juli lalu, aku juga mengalaminya. Esoknya, giliran membawa anakku pun merasakan  perlakuan yang  serupa.  Lanjut divaksinasi dosis kedua di awal Agustus lalu, aku dan kemudian bersama anakku pun mengalami hal yang sama.  Tidak ada yang bisa kulakukan, kecuali hanya menarik nafas dan berusaha memakluminya. Hari ini, kala membawa anak keduaku  untuk vaksininasi dosis pertamanya, pun lagak petugasnya masih seiras, malah kali ini lebih culas. Peserta vaksinasi yang sebelumnya dibatasi hanya seratus orang, hari ini  tumplek blek sampai enam ratus peserta. Alih-alih  protokol

Jangan Sampai Lebih Takut Lihat Polisi Dibanding Penjahat

  Banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh oknum polisi dalam beberapa waktu terakhir ini seolah menegaskan buruknya citra lembaga penegak hukum tersebut. Peristiwa salah tangkap, pelanggaran SOP, brutalisme, kejahatan seksual ,pemeriksaan ponsel warga secara non-prosedural dan non-etis, penersangkaan korban, dan lainnyan sebagainya membuat masyarakat menjadi merinding dan takut berurusan dengan polisi. Sampai-sampai seorang kawan mengatakan jika ia  merasa lebih takut berhadapan dengan polisi daripada penjahat, karena polisi dapat melakukan kejahatan  dengan berlindung dibalik institusi,  hukum dan fasilitas negara.. ” Jangan sekali-sekali deh, buat kejahatan jika tidak mau berurusan dengan penjahat” sindirnya. Deretan Peristiwa seperti penembakan  oleh oknum Ipda OS anggota Polisi Lalu Lintas PJR Polda Metro Jaya dan  kasus aborsi oknum R yang menyebabkan seorang mahasiswa meninggal di  Purwekerto baru baru ini menambah cacatan buruk yang dilakukan  oknum angg

Bandara Tanjung Harapan Jogging Track Favorit

  Sejak  tahun 2000,aku mulai rutin pergi ke bendara  Tanjung Harapan,    saban sore  berkendara motor roda dua menuju bandara kecil yang berada di dekat Taman makam Pahlawan  Tanjung Selor itu. Namun, tujuanku ke bandara itu  bukan untuk berangkat   atau  mengambil paket kiriman yang datang, melainkan untuk olahraga jogging di  runaway  atau landasan pacu bandara. Yup, mungkin ketika itu akulah yang paling rajin jogging di bandara itu.Sampai-sampai beberapa teman memberi gelar ” penunggu bandara”. Kadang jam 2 siang, kala runaway bandara masih sepi,  dengan berbekal jaket parasut dan topi, aku sudah duluan  berlari menikmati panas dan  teriknya cuaca siang hari. Menurutku dan orang-orang ketika itu, runaway ini adalah  tempat yang paling nyaman dan ideal   di Tanjung Selor untuk melaukan aktivitas jogging. Selain treks nya yang lurus dan lebar, landasan ini tempat yang paling aman  untuk jogging, udaranya yang bersih, jauh dari polusi asap knalpot.  Berlari di sini kit